LUWU, nusantarabersahabat.com :
Di usia muda, ketika kebanyakan pemuda masih sibuk mengejar mimpi pribadi, Rasya (18), pemuda asal Cimpu Utara, justru telah lebih dulu menyadari arti perjuangan hidup.
Sejak tiga bulan terakhir, ia bekerja penuh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe di Jalan Topoka, Belopa, demi membantu keluarganya. Kamis (7/8/2025)
Rasya bukan dari keluarga yang berkecukupan. Ayahnya telah tiada, sementara sang ibu harus menghidupi tiga anak.
Kakaknya yang tertua telah menyelesaikan kuliah namun masih mencari pekerjaan, sedangkan adiknya masih duduk di bangku kelas 4 SD. Di tengah keterbatasan itu, Rasya memilih turun tangan.
“Sekarang saya kerja untuk bantu ibu dan adik. Gaji saya sepenuhnya saya kasih ke orang tua. Kalau ada sisa, baru saya pegang,” ungkap Rasya.
Ia bekerja di T-Nine Cafe sebuah Restoran & tempat makan yang cukup ramai di pusat kota. Meskipun baru tiga bulan bekerja, Rasya mengaku sudah mulai merasa nyaman dan terbiasa. Ia beradaptasi cepat dengan ritme kerja dan tanggung jawab barunya.
“Awalnya berat, tapi lama-lama sudah biasa. Saya kerja bukan untuk gaya-gayaan, tapi karena memang harus bantu keluarga,” ujarnya.
Rasya menyimpan harapan besar untuk masa depannya. Ia ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, namun menyadari bahwa semua itu butuh biaya dan waktu. Untuk saat ini, ia memilih fokus membantu ibu dan adiknya terlebih dahulu.
“Insya Allah kalau sudah ada modal, saya mau kuliah. Tapi sekarang saya pikir dulu orang tua dan adik saya,” katanya mantap.
Di tengah keterbatasan dan tekanan hidup, Rasya menunjukkan bahwa kematangan dan kepedulian tidak harus menunggu usia. Ia adalah contoh nyata dari pemuda tangguh yang memilih bertahan, berjuang, dan tetap berharap.
Reporter : Redaksi Pusat